Habiskan 30 M Pertahun, Program Komuditi Mantan Bupati Periode 2015-2020 Ditelan Pilu

Reporter : Arro Bria Editor: Redactur
Gambar Ilustrasi://Program Komuditi Mantan Bupati Periode 2015-2020, SBS di Kabupaten Malaka.

Kabar-malaka.com – Mantan Bupati Malaka berinisial SBS Memiliki program kerja 8 Komuditi yang menghabiskan 30 Miliar pertahun selama 5 Tahun menjabat sebagai Bupati periode 2015-2020 tanpa Bukti nyata.

Program 8 Komuditi yang dimaksud adalah Jagung, Beras Bermutu, Bawang Merah, Pisang Hijau, Pisang Kapok, Kambing, Itik dan Ikan Bandeng.

Delapan (8) Komuditi ini menghabiskan anggaran pertahun 30 Miliar. Jika terhitung selama Lima (5) tahun maka mencapai 150 Miliar.

Sejauh ini 8 Program Komuditi yang menghabiskan anggaran 150 Miliar ini tidak kelihatan alias tak ada bukti nyata.

Berdasarkan data mentah yang diivestigasi media ini beberapa waktu lalu melalui Dinas Pertanian Kabupaten Malaka, membuktikan bahwa benar 8 Program komuditi mantan Bupati SBS itu menghabiskan anggaran 30 Miliar pertahun.

Baca Juga :  BP4D Kabupaten Malaka Gelar Musrenbang RKPD Tahun 2024, Bupati Simon Berikan Arahan

Sementara di Kabupaten malaka tidak terlihat satu progrmpun berjalan dan terbukti. Entah dimana itiknya, kambingnya, Bandengnya dan 5 lainnya.

Sementara itu Tim Kampanye SBS-HMS Pada pilkada 2024 mengungkapkan melalui kampanye bahwa selama SBS Menjabat kali lalu Pertanian berjalan lancar.

“SBS masih pimpin itu Pertanian lancar”, Kata Tim Kampanye SBS-HMS saat Kampanye di sikun, Malaka Barat.

Lantas, dimana hasilnya dan apa poin dan koin yang dihasilkan oleh masyarakat petani di Kabupaten Malaka?

Baca Juga :  Pimpin Kerja Bakti, Sekda Malaka Ajak ASN Jadi Primus Interpares

Sementara beberapa waktu lalu, Ketua kelompok tani di Dusun Loofoun atas nama Fransiskus Meak mengaku saat itu petani bingung untuk memasarkan hasil panenan bawang merah.

“Kelompok kami memiliki lahan lima hektare dengan jumlah anggota 10 orang. Bawang merah semua sudah hampir selesai panen, tapi yang membuat kendala lagi bagi kami adalah pemasaran bawang yang begini banyak mau dikemanakan, kalau kita lepas begini saja lama kelamaan bawang ini bisa rusak,” katanya

Ia mengaku, lantaran belum ada pasar dalam skala besar, para petani terpaksa menjual bawang secara eceran dengan harga Rp 10.000 per kilogramnya. Mereka menjual di Pasar Motamasin.

Baca Juga :  Diduga Kinerja Kontraktor CV. MARINA Tak Becus, Rumah Seroja Petrus Seran di Sikun Mau Jadikan Lahan Sayur

“Itupun tiap hari bawa dua karung pulang malam dan tidak habis terjual juga,” akui Fransiskus.

Ia pun waktu itu berharap agar Pemkab Malaka segera mencari jalan keluar atas kesulitan pemasaran bawang dari para petani. Namun pada faktanya sebagian bawang dari salah satu program komudiri SBS itu hangus terbuang akibat menjadi rusak.

Untuk itu, masyarakat mencoba menilai bagian mana kesuksesan SBS yang mengklaim mampu mengurus rakyat Malaka, sedangkan program unggulan RPM nya berakhir dengan kepiluan masyarakat petani.***

Tetap Terhubung Dengan Kami:
Laporkan Ikuti Kami

CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.