Kabar-malaka.com – Program Kerja Paket Calon Nomor urut 3, KITA-EBA terkesan membohongi publik secara terang-terangan.
Bahwasannya, tertulis dengan jelas di Panflet Paket Calon Nomor Urut 3, KITA-EBA bahwa dalam program kerjanya setelah mereka terpilih menjadi Bupati dan Wakil Bupati Malaka pada pilkada 2024 ini, mereka akan memberikan per Desa mendapatkan 1 Traktor, dan per kepala Keluarga di Kabupaten malaka masing-masing satu (1) sarjana.
Satu sarjana yang dimaksud adalah, KITA-EBA akan menyekolahkan anak-anak di Kabupaten Malaka hingga sampai sarjana per KK.
Menanggapi hal itu, Sabtu, 28 September 2024, Deni yang adalah salah satu mahasiswa Unimor mengungkapkan bahwa program Kerja KITA-EBA itu terkesan membohongi publik terkusus masyarakat Kabupaten Malaka.
“Kenapa? Kabupaten Malaka memiliki penduduk sebanyak 149.570 pemilih tetap. Ini belum hitung jiwa, mustahil kalau itu akan dieksekusi oleh KITA-EBA,” ungkapnya.
Dia menjelaskan, itu baru hitungan pemilih tetap saat ini, belum hitungan jiwa di Kabupaten Malaka, apakah bisa? Ini sangat mustahil.
“Anggaran darimana untuk menyekolahkan anak-anak malaka yang ribuan orang ini? Sangat sayang hanya karena ambisi untuk menjadi Bupati dan Wakil Bupati, KITA-EBA bisa memilih program kerja sekonyol ini. Ini terkesan membohongi publik untuk meraut suara pada pilkada 2024,” Ujarnya.
Dikatakannya, anak-anak malaka itu punya kemauan yang berbeda dalam memilih sekolah atau perguruan tinggi di tempat yang berbeda. Sementara biaya untuk masing-masih sekolah atau perguruan tinggi itu berbeda-beda.
“Di kampus lain ada regis yang mulai dari 500rb sampai 3 dan 4 juta. Lalu ribuan jiwa di malaka kalau mau disekolahkan per kk 1 sarjana itu uang darimana?,” Tanyannya.
Menurutnya, tanpa KITA-EBA orang tua masih bisa menyekolahkan anak-anaknya hingga sampai sarjana.
“Semua Orang tua di malaka masih bisa menyekolahkan anak-anak mereka hingga sampai sarjana. Jangan terlalu membohongi publik karena itu mustahil. Kita tahu anggaran pemerintah itu tidak akan memback-up ribuan orang, terkecuali memberikan Beasiswa pertahun. Itupun harus diPERDAkan untuk ditetapkan. Tapi kalau mau sekolahkan sampai per kk 1 sarjana itu sudah terkesan membohongi publik Malaka,” Ungkapnya.
Dikatakannya, pemikiran yang cerdas dan tepat itu seperti Bupati Simon Nahak yang memberikan Beasiswa untuk mahasiswa tugas akhir dan para pelajar yang berprestasi.
“Itu bukti nyata dari Program. Tapi kalau untuk kalau untuk per kk 1 sarjana itu Malaka tidak akan maju. Pemimpin seperti KITA-EBA tidak perlu dipilih kalau hanya mempromosikan Program kerja yang terkesan membohongi publik seperti ini. Kami mahasiswa tahu hitung dan ini akan menjadi perhatian serius mahasiswa untuk mencegah Program yang terkesan membongi publik, hal ini karena kita tahu bahwa itu tak akan bisa,” pungkasnya.***
Tetap Terhubung Dengan Kami:
CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.