Politik, Daerah  
Topik : 

Usai Tinggalkan Jejak Pilu, Mantan Bupati Malaka SBS Kembali Untuk Calon di Pilkada 2024.

Reporter : Arro Bria Editor: Redactur

Kabar-malaka.comdr. StefanusBriaSeran, M.PH alias SBS adalah mantanBupatiMalaka periode 2015-2020. Dirinya kembali mendaftarkan diri sebagai BakalCalonBupatiMalaka2024-2029.

SBS yang pernah tumbang di Bursa Demokrasi Pemilukada Kabupaten Malaka tahun 202 ini masih nekat dan percaya diri untuk maju bertarung pada Pilkada 2024.

Diketahui, SBS kala itu berpasangan dengan Wande Taolin dan ditumbangkan oleh Dr. Simon Nahak, S.H., M.H yang saat itu berpasangan dengan Kim Taolin dengan Tegline Paket SN-KT.

Paket SN-KT menumbangkan SBS-WT dengan strategi yang mematikan melalui serangan udara dan darat yang mematikan. Strategi isu yang dimainkan Jurnalis dan Relawan saat itu dengan mengungkapkan berbagai fakta yang terjadi di masa kepemimpinan Mantan Bupati Malaka, SBS, sukses menggiring opini publik.

Terhantam dengan berbagai isu berdasarkan fakta yang terjadi dimasa kepemimpinan mantan Bupati Malaka SBS, yakni realisasi pembangunan yang tidak tepat sasaran, semisal Program Revolusi Pertanian (RPM) yang justru menyebabkan beberapa Aparatur Sipil Negara harus mendekam di balik jeruji besi hingga saat ini.

Sekalipun SN diremehkan, Namun SN berhasil menaklukan SBS dan SBS harus menerima kekalahan yang menyakitkan.

Baca Juga :  Dr. Simon Nahak: Saatnya Kerja Membangun Malaka Tinggalkan Politik Balas Dendam

Bahwasannya, dikala usai Pilkada Malaka pada 09 September 2020 lalu, SBS bersama relawan sudah meneriakan kemenangan. Namun harus kembali merasakan kehampaan atas kekalahan setelah rekapitulasi suara di KPU Malaka, dan juga keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang menolak semua gugatan pihak SBS.

Mantan Bupati itu terbukti meninggalkan kegelapan dan kesedihan yang memilukan di Kabupaten Malaka.

Mantan Bupati kala itu melalui pengadaan benih bawang merah sukses membuat masyarakat petani harus merasakan sakit, rintihan petani bawang merah akibat hasil panen yang rusak karena ketiadaan pembeli, Pemerintahan SBS mengabaikan peran pembeli untuk hasil panen bawang merah saat itu. Hingga akhirnya hasil panen masyarakat petani rusak dan terbuang.

Faktanya, akibat dari Program RPM ini gagal, sejumlah bawahan (ASN) di masa Kepemimpinan SBS harus terjerat dalam Jeruji besi. Hal itu menjadi kesakitan tersendiri istri dan anak serta keluarga mereka ASN tersebut.

Tentu saja, ASN yang terjerat Kasus Bawang Merah Malaka adalah pencari nafkah bagi rumah tangga mereka. Mereka harus menelan pil pahit akibat kecerobohan menyebabkan kerugian uang negara miliaran rupiah.

Baca Juga :  Peduli Warga Dapil 3, Pemda Malaka Sigap Tangani Deker Sitrua

Melihat fakta ini, ketika sejumlah bawahan dimasa kepemimpinan SBS tersandung kasus hanya karena berusaha merealisasikan program RPM yang gagal total, pendapat pun bermunculan di masyarakat, SBS tidak mampu memimpin Kabupaten Malaka lagi. Sebab sebagai pemimpin, Dirinya tidak mampu melindungi bawahannya yang terkena kasus karena programnya sendiri.

Tidak mampu menoleh ke belakang untuk melihat realitas ini, Mantan Bupati Malaka, SBS kembali untuk mencalonkan diri sebagai Bupati Malaka, pada Bursa Pemilukada Malaka 2024-2029.

Mirisnya, SBS datang calon lagi di saat para ASN terjebak ini masih mendekam di balik jeruji besi hingga hari ini. Sebut saja mantan Kepala Dinas Pertanian dan Mantan Kepala ULP serta beberapa oknum ASN yang waktu itu bertugas sebagai Kelompok Kerja(Pokja) di ULP. ULP sendiri adalah unit tugas yang mengurus pengadaan barang dan jasa.

Selain itu, Dampak yang paling memilukan dan memalukan adalah hasil panen bawang merah masyarakat petani banyak yang rusak dan terbuang, alias tidak bisa dipasarkan oleh para petani. Lantas, Layakkah SBS harus Kembali memimpin Daerah Kabupaten Malaka?

Sementara beberapa waktu lalu, Ketua kelompok tani di Dusun Loofoun atas nama Fransiskus Meak mengaku saat itu petani bingung untuk memasarkan hasil panenan bawang merah.

Baca Juga :  Bangunan Puskesmas Weliman Yang Dikerjakan PT. Indoraya Kupang Dengan Dana 4.750 M Roboh, Malaka Rugi!

“Kelompok kami memiliki lahan lima hektare dengan jumlah anggota 10 orang. Bawang merah semua sudah hampir selesai panen, tapi yang membuat kendala lagi bagi kami adalah pemasaran bawang yang begini banyak mau dikemanakan, kalau kita lepas begini saja lama kelamaan bawang ini bisa rusak,” katanya

Ia mengaku, lantaran belum ada pasar dalam skala besar, para petani terpaksa menjual bawang secara eceran dengan harga Rp 10.000 per kilogramnya. Mereka menjual di Pasar Motamasin.

“Itupun tiap hari bawa dua karung pulang malam dan tidak habis terjual juga,” akui Fransiskus.

Ia pun waktu itu berharap agar Pemkab Malaka segera mencari jalan keluar atas kesulitan pemasaran bawang dari para petani. Namun pada faktanya sebagian bawang dari salah satu program komudiri SBS itu hangus terbuang akibat menjadi rusak.

Untuk itu, masyarakat mencoba menilai bagian mana kesuksesan SBS yang mengklaim mampu mengurus rakyat Malaka, sedangkan program unggulan RPM nya berakhir dengan kepiluan masyarakat petani.***

Tetap Terhubung Dengan Kami:
Laporkan Ikuti Kami

CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.