Daerah  

Para Petani Sawah di Desa Lakekun Mengeluh Air, Dinas Terkait Tidak Respon

MALAKA, Kabar-Malaka.comPetani di desa Lakekun, Kecamatan Kobalima, Kabupaten Malaka mengeluh, pasalnya ratusan hektar sawah terancam gagal panen karena kekeringan air.

Masyarakat berharap kepada pemerintah untuk segera mencari solusi untuk menyelesaikan kondisi yang mengancam gagal panen padi pada persawahan.

Marsel yang salah satu petani warga desa Lakekun mengutarakan keluhannya melalui media, pada senin, 27 Maret 2023.

Dirinya mengatakan, hasil tanaman padi terncam gagal karena kekeringan air.

Masalah tersebut kata marshal, akan berimbas kepada SwasembadaPangan yang merupakan program unggulan Bupati Malaka dan wakil Bupati Malaka.

Menurutnya, kekeringan air di persawahan ini kemungkinan akan terancam gagal, pasalnya lahan ratusan hektar persawahan di desa Lakekun masih kekurangan air dari aliran irigasi.

“Bagaimana Progam unggulan SwasembadaPangan mau berhasil, jika kami masyarakat desa Lakekun mengalami kegagalan tanam. Juga bagaiman dengan Brand Nona Malaka jika kami masyarakat desa Lakekun yang masuk dalam kelompok tani mengalami gagal panen,” Ungkap Marsel.

Baca Juga :  Dalam Waktu Dekat, Kades Babulu Selatan Akan Diaudit Inspektorat Malaka Terkait Dugaan Sunat Dana HOK 2023

Maryam mengakui terkait keluhan itu, Bupati Malaka bersama rombongannya sudah datang memantau lokasi persawahan Aubot, Wesalin dan Wemalirin yang berada di wilayah desa Lakekun.

“Bupati Malaka sudah Turun pantau langsung di lokasi, akan tetapi hingga saat ini air irigasi belum juga dialiri oleh petugas irigasi,” Katanya.

Dikatakan Marsel, bahwa air irigasi yang baru-baru ini sempat dialirkan selama dua hari namun itu belum bisa mencukupi.

“Walau demikian, air sudah mengalir, tapi belum cukup karena masih mengisi dalam bak penampung, lalu tanah persawahan juga terbelah semua, jadi untuk mengisi kekosongan air dalam tanah yang terbelah itu, butuh debet air yang banyak,” Ujarnya.

Baca Juga :  Kaban BKPSDM Mangkir Dari Sidang RDP DPRD Malaka, Ada Apa?

Untuk itu, Marsel mengatakan, jika pemerintah yakni dinas terkait cuma kasih jalan air dua hari saja itu sama dengan kasih basah bibir saja.

“Kami masyarakat desa Lakekun juga berharap kepada pemerintah daerah Malaka segera mengatasi masalah ini, walaupun air irigasi ini kewenangan provinsi, namun tidak menutup kemungkinan pemerintah daerah untuk bisa berkordinasi dengan provinsi guna menanggulangi masalah yang di alami masyarakat desa Lakekun,” Pintanya.

Lebih lanjut, Marsel selaku petani persawahan ini juga meminta Pemprov NTT melalui media ini untuk mengatasi masalah kekeringan air di persawahan.

“Untuk para petugas pengairan provinsi, jika bapak mereka sudah dipilih untuk bekerja mengontrol air irigasi, ya kerjalah yang maksimal bukan asal kerja karena kalian dibayar oleh Negara.” ungkap Marsel.

Baca Juga :  Komunitas Trash Hero Betun Kumpulkan Sampah di Desa Oan Mane, Kades Norbet; Harus Buang Sampah Pada Tempatnya!

Sementara itu, Lambertus Ratu yang merupakan masyarakat desa Lakekun yang memiliki lahan persawahan di bagian hilir kepada media ini, berharap air irigasi segera disalurkan ke persawahan hingga ke hilir atau bawah agar lahan yang sudah pecah-pecah kekurangan air tidak semakin parah.

Air irigasi itu baru dialiri 2 hari, sudah ditutup kembali padahal airnya belum juga sampai di kita yang jalur bawah. Semua lahan persawahan mengalami tanah pecah-pecah, begini kalo air irigasi jalan cuma 2 hari memang tidak mencukupi,” terangnya.

Hingga berita ini diturunkan, dinas pengairan belum merespon terkait kendala tersebut.

Redaksi : Arro