GEMMA Kefa Minta, Kadis P&K Malaka Nonaktif Oknum kepala SD Inpres Betun Kota Dari Jabatannya

Foto doc://Ketua Umum Gerakan Mahasiswa Malaka (GEMMA) Kefamenanu, Bruno Fransiskus Seran.

BETUN, Kabar-malaka.comKetua Umum Gerakan Mahasiswa Malaka (GEMMA) Kefamenanu Bruno Fransiskus Seran menyesalkan terjadinya kasus tindakan main hakim sendiri Oknun Kepala SD Inpres Betun Kota YB terhadap Rekan guru KAN.

“Kami sangat sesalkan dengan terjadinya peristiwa itu karena dapat berdampak pada kegiatan pendidikan di sekolah tersebut, apalagi kekerasan itu sudah menjadi viral di media sosial,” kata Ketua GEMMA saat dihubungi di Kefamenanu, Minggu, (5/3/2023).

Baca Juga :  Keluarga Korban Ungkap Fakta Dugaan Penganiayaan Oknum Kepsek Terhadap Dua Siswa SDI Bora

Bruno mengatakan, bahwa penganiayaan dan kekerasan oleh Oknum Kepala SD Inpres Betun Kota terhadap Rekan Guru KAN seharusnya tidak terjadi apabila penyelesaian persoalan yang terjadi di sekolah secara baik.

“Kami menyesal karena kasus itu juga didepan siswa siswi. Kejadian itu menggangu jiwa anak-anak didik karena trauma melihat kekerasan terjadi di depan mata mereka. Perilaku yang ditunjukan oknum Kepala SD Inpres Betun Kota Kepada rekan Guru di depan Siswa Siswi itu contoh buruk,” kata Bruno Seran.

Baca Juga :  Pegawai SMS Finance Atambua Berinisial M Diduga Terlibat Dalam Pencurian Mobil di Malaka

Untuk itu, kami mengecam keras Kepala Dinas P&K Kabupaten Malaka agar Kepala SD Inpres Betun Kota segera dipanggil untuk diberi sanksi terkait dengan penganiayaan yang viral di media sosial.

“Kasus penganiayaan itu terjadi pada hari Rabu (1/3/). Kepala Dinas Pendidikan harus memberikan tindak tegas terhadap Oknum kepala sekolah tersebut, termasuk menonaktifkan yang bersangkutan dari jabatan kepala sekolah,” Tegas Ketua GEMMA.

Baca Juga :  Diduga Aniaya Dua Siswa, Advokat Malaka Desak Kadis P&K Copot Oknum Kepsek SDI Bora

Menurutnya, terjadinya peristiwa penganiayaan oleh oknum Kepsek kepada rekan Guru tersebut akan berdampak pada kegiatan pendidikan di sekolah tersebut.

“Apa lagi peristiwa ini sudah viral, artinya dampak lain dari peristiwa ini adalah mencoreng nama baik profesi Guru terkhusus di kabupaten Malaka,” Pungkasnya.

Redaksi : Arro