Kabar-malaka.com – Ketua DPD PartaiGolkar Kota Surabaya, Arif Fathoni menegaskan bahwa sistem Pemilihan Umum (Pemilu) proporsionalterbuka lahir atas bagian koreksi dari perjalanan demokrasi di Indonesia.
ArifFathoni menilai, saat ini rakyat sudah terlanjur cinta dengan sistem proporsionalterbuka. Karena rakyat bisa memilih secara langsung calon legislatif (Caleg) yang dikehendaki untuk mewakili suaranya, baik di DPR Kabupaten/Kota, Provinsi maupun pusat.
“Ujung dari sistem demokrasi adalah kesejahteraan rakyat. Artinya, demokrasi yang kita anut ini kan dari, oleh, dan untuk rakyat,” kata ArifFathoni, dalam Talk Show Politik #2, Rumah Kebangsaan Jawa Timur yang dilansir dari Beritabaru.co Jatim pada minggu (22/1/2023).
Menurutnya, dengan pemilu sistem proporsionalterbuka caleg yang meraih suara terbanyak dapat dipastikan memiki kedekatan dengan rakyat sebagai pemilih. Baik saat pemilihan maupun pasca caleg terpilih untuk memasuki masa pengabdian.
“Kalau kedekatan pertama bagaimana mengantarkan yang bersangkutan, calegnya ini, untuk menjadi pelayan rakyat, di DPRD Kabupaten/Kota, Provinsi maupun RI. Lima tahun berikutnya masih terjadi interaksi bagaimana menunaikan pengabdian selama 5 tahun itu, agar tetap istiqomah sehingga berakhir dengan khusnul khotimah,” tuturnya.
Namun demikian, ArifFathoni tak menafikan adanya kekurangan dalam sistem pemiluproporsionalterbuka. Baginya hal tersebut wajar.
Kata KetuaGolkarSurabaya, tapi tidak lantas kemudian, karena masih ada celah dan belum sempurna, sistem proporsionaltertutup kemudian dijadikan satu-satunya jalan keluar.
“Justru tanggung jawab kita, partai politik sebagai peserta pemilu, KPU, Bawaslu Gakumdu, sebagai penyelenggara pemilu, maupun pemerintah terus melakukan evaluasi, melakukan lompatan pemikiran, kira-kira dengan sistem proporsionalterbuka di Tahun 2019 di mana?,” tuturnya.
Pada kesempatan itu, ArifFathoni juga menekankan bahwa sistem pemilu apapun, menjadi kewajiban seluruh penggiat demokrasi untuk terus melakukan evaluasi, untuk memberikan lompatan pemikiran. Agar ada perbaikan di masa mendatang.
ArifFathoni menegaskan, kekhawatiran yang sesungguhnya adalah sistem demokrasi yang telah sepakati berujung pada demokrasi prosedural atau post truth demokrasi.
Menurutnya, apabila fenomena ini terjadi, yang rugi adalah bangsa dan negara Indonesia secara menyeluruh.
“Naudzubillahimindzalik, fenomena itu jangan sampai terjadi. Karena itu yang rugi adalah bangsa dan negara ini. rakyat rugi, negara rugi, karena menghabiskan triliunan anggaran, tetapi tidak mengalami peningkatan kualitas demokrasi,” tuturnya.
Oleh sebab itulah, lanjutnya PartaiGolkar berharap sistem demokrasi pemiluproporsionalterbuka tetap dijalankan sebagaimana diatur undang-undang, sembari membenahi yang menjadi kekurangan.
“Sehingga rakyat happy, partai politik happy, pemerintah happy. Kuncinya adalah kita semua meyakini bahwa Vox Populi, Vox Dei, suara rakyat adalah suara tuhan. Jangan halangi rakyat untuk menentukan siapa yang akan mewakilinya,” tegas ArifFathoni.***
Tetap Terhubung Dengan Kami:
CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.